A REVIEW OF PANCORAN GLODOK

A Review Of pancoran glodok

A Review Of pancoran glodok

Blog Article

“Orang ingin mencari tahu ada apa di situ dan kenapa begitu. Kenapa etnis Tionghoa tidak tinggal di daerah lain. Kenapa di situ? Itu jadi pertanyaan dan cerita tersendiri.”

It is a dwelling time capsule in which you can nevertheless capture a whiff of your Dutch colonial era while in the air. In Jakarta, the place tourist attractions are couple, Kota Tua is a necessity-go to.

Of course, an impromptu catch up with close friends for the nearby pasar can also be a great opportunity to learn ‘what’s news’ (‘apa kabar’).

The key reason why why This can be the case is this continues to be a meat and seafood marketplace. If the refreshing catch of your day is brought to the marketplace it has to offer early just before it spoils.

Tapi di zaman sekarang, menurut Rushdy, komunitas keturunan Tionghoa sudah berkembang. Sebab mereka sudah menjadi lebih terbuka dan mudah membaur dengan golongan lain.

Meski ia cukup senang dengan bangunan-bangunan baru tersebut, ia merasa unsur-unsur Glodok yang mungkin dianggap ‘kuno‘ tetap perlu dilestarikan. Sebab, modernisasi yang terlalu drastis dapat berisiko menghilangkan ciri khas Pecinan Glodok itu sendiri.

Meat (chicken and beef) may also be chopped up and marketed at the industry. Local shoppers know when the meat and seafood are new and that is each morning.

Menurut Selia orang muda keturunan Tionghoa bisa memberikan ide-ide baru untuk mempromosikan pecinan, khususnya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk mempromosikan daerah pecinan itu.

Walaupun diurus olah orang-orang lanjut usia, warung Lao Hoe diatur dengan rapi. Semua memiliki tugas masing-masing dan menyenangkan melihat bagaimana warung ini dikelola dengan telaten dengan pembagian tugas yang jelas.

Ko Akhwet terlihat malu tersipu saat memperlihatkan hasil karyanya yang terbaru, sebuah plakat kayu berwarna cokelat dengan ukiran cat emas dan huruf Mandarin yang tertera pada bagian tengahnya.

Cita rasa kopi di warung kopi yang beroperasi sejak tahun 1927 ini tak kalah enak dengan deretan nama coffee store terbaik di Jakarta yang menjadi tempat nongkrong anak muda Jakarta.

Kaum muda Tionghoa, jejak kungfu di Indonesia, dan kisah percampuran budaya — 'Leluhur kita saling menghormati, sekarang kita bisa menirunya'

The realm is lined with houses that have the eye-catching, red-tiled roofs, established alongside the slim streets. Take a stroll through the Petak Sembilan to experience the way of life with the locals at this reliable Indonesian marketplace, finding exotic solutions like skinned frogs, turtles and get more info bugs.

A short stroll up the road qualified prospects you ideal back to Fatahillah Square. Right here stands the Museum of Fine Arts and Ceramics, an elegant framework characterized by its distinct Doric columns, frieze, and charming green window shutters.

Report this page